Ilustrasi |
Dalam persfektif Islam, shalat menempati urutan yang kedua dalam rukun Islam setelah syahadat. Tetapi bukan berarti sholat dalam proses proses pelaksanaannya dinomorduakan. Sesungguhnya fondasi rukun Islam yang lima itu merupakan sebuah organ yang tidak bisa dipisahkan. Namun demikian elemen yang sangat penting yang bisa memberikan sebuah spirit dan motivasi keberagamaan adalah shalat. Ini bisa dipahami bahwa dari lima fondasi rukun Islam, hanya perintah shalat yang tidak bisa ditinggalkan dalam aktualisasi dirinya terhadap Tuhan-Nya bagi seorang Muslim. Artinya dalam kondisi apapun shalat tidak bisa ditinggalkan, seperti rukun Islam lainnya.
Zakat merupakan kewajiban umat Islam, tetapi sesungguhnya perintah itu ditujukan kepada orang yang mampu, artinya mampu secara ekonomi dan tentunya sudah memenuhi ketentuan syara’. Demikian juga haji walau dalam prinsipnya itu merupakan perintah agama, tetapi perintah itu lebih bersifat individu, yakni individu seorang Muslim yang mempunyai kemampuan ekonomi maupun kemampuan melakukan perjalanan menuju ke Baitullah sebagaimana yang ditentukan syariat Islam.
Begitu pentingnya shalat bagi kehidupan manusia, sampai Nabi Muhammad Saw, mendiskripsikan dalam sebuah haditsnya, bahwa; ibadah atau amalan seseorang yang akan dihitung pertama kali di hari kiamat adalah shalat. Dan shalatlah yang menjadi penentu apakah ibadah-ibadah lain menjadi baik atau tidak, seperti zakat, puasa, haji.. Dengan demikian jika seseorang shalatnya baik, maka seluruh amalan ibadahnya akan menjadi baik, begitu sebaliknya jika sesorang shalatnya jelek, maka keseluruhan amalnya menjadi tidak baik. Dalam konteks kehidupan seorang Muslim, apakah orang Islam itu taat atau tidak, maka bisa dinilai ketaatan dan keikhlasan dalam menjalankan ibadah shalat, baik dalam keadaan bahagia mauapun susah.
Agama Islam merupakan serangkaian pedoman hidup umat Islam, tetapi pedoman itu bisa pudar dan luluh lantah bagaikan kristal yang bertebaran dimana-mana, manakala seorang Islam tidak memegang teguh dan melaksanakan ajarannya dengan baik dan konsekwen. Dalam konteks ummat Islam, Agama Islam merupakan seperangkat pedoman yang harus terealisasi dalam kehidupan sehari-hari. Aspek penting dari perangkat ajaran Islam adalah perintah melaksanakan Shalat bagi orang Islam yang sudah memenuhi ketentuan-ketentuan syara’, artinya orang Islam sudah dewasa, maka kewajiban shalat sudah pasti melekat pada dirinya dan berakibat dosa jika kemudian meninggalkan atau melalaikannya, dan inilah sesungguhnya esensi dari shalat.
Dalam berbagai ayat-ayat al-qur’an yang mengatur perintah shalat, bahwa shalat mempunyai dua dimensi, yakni dimensi vertikal yang berarti bahwa shalat merupakan aktualisasi dirinya dalam melakukan pendekatan dengan Tuhannya. Dimensi kedua, bahwa shalat merupakan salah ibadah yang mampu merekatkan tali silaturrahmi dalam kehidupan sosial. Sehinnga pentingnya shalat bagi kehidupan manusia terutama umat Islam tergantung pada pemahaman agamanya seperti apa?. Kalau kita memaknai agama itu penting, maka melaksanakan shalat menajadi penting, tetapi kemudian apabila memaknai agama itu dianggap tidak penting, maka shalat menjadi tidak penting bahkan meninggalkan shalat tidak menjadi persoalan. Inilah sesuungguhnya kelompok-kelompok yang merusak tatanan agama atau yang lebih ekstrem adalah kelompok perusak agama.
Agama itu akan menjadi kokoh dan kuat, manakala penganut agama itu mampu memperkuat ideologi dan akidahnya dalam kehidupan sehari-hari, dalam bahasa lain Islam akan menjadi kuat sebagai sebuah agama, manakala umat Islam meronstruksi dalam segala bentuk ornamen ajarannya dan perintahnya. Dan salah satu ornamen dalam ajaran Islam adalah perintah shalat. Ini bisa dilihat diskripsi hadits “Shalat adalah pondasi agama, barangsiapa mendirikan shalat, maka sesungguhnya mereka memperkuat pondasi agama, barangsiapa meninggalkan atau melalaikan shalat, maka sesungguhnya mereka telah menghancurkan agama”
Hadits diatas mendiskripsikan bagaimana orang Islam yang dalam melaksanakan shalat mendapat apresiasi sebagai penopang dan penjaga dari kokohnya agama (Islam). Tetapi sebaliknya orang gampang dan mudah meninggalkan shalat dinilai sebagai penghncur agama. Ada dua pilihan bagi kita sebagai orang yang mengenal Islam, apakah kita akan memposisikan sebagai penjaga dan penguat agama atau sebagai virus yang merusak eksistensi agama. Jika pilihan kita jelas pada yang pertama, maka mulai hari ini deklarasikan diri kita bahwa shalat merupakan elemen penting bagi kehidupan manusia.
Tulisan ini pernah dimuat majalah Mars SMKN 1 Panji Edisi 8 tahun 2010
Post a Comment